Monday, November 2, 2009

Fearness

Bisingan sekumpulan orang ber ras Aria yg saia dengar malam laluu membuat saia dagdigdug. Sesekali nama SAIA disebutNYA. Saia cuek dan pura-pura ga peduli. Cuma itu satu-satu nya cara jitu yg bisa saia lakukan ketika saia takut SEDIH..
Saia manusia timur, yg sangat memperhatikan parilaku.
Saia perempuan, yg lebih mementingkan perasaan ketibang logika.
Apa yg terjadi, ketika saia, Seorang perasa, berada dikerumunan orang-orang bukan timur yg selalu berpikir dg Logika?
Yang dipikir hanyalah segala sesuatunya yg HARAM hukumnya kalau GA 'PERFECT' ..
Aktifitas menyindir sangat saia benci. Sayangnya jurus jitu saia ga mempan akan hal tersebut. Segudang pertanyaan pun muncul dibenak saia. Seperti banyak seorang saia dgn mata berair lagi memerah bermunculan pada saat itu. Berucap tapi tak bersuara. Menjerit tapi tak dapat didengar. Saia hanya bisa Memohon kepada-Nya, dan sekali lagi Memohon.
Malam lalu saia rasakan sangat dingin di ruangan ini. Ingin rasanya meluapkan emosi dan bathin yg sedang berperang akan keadaan saia saat inii..
Apa yang harus diperbuat?
Bisa apa saia?
Isakkan tangis seorang yg pura-pura tegar ini pun ga bisa dipungkiri. Saia rapuh. Kemana kah perginya seorang saia yg Pemberani dan Cuek ? Saia ga merasakannya lagii saat ini. Lenyap begitu saja.
Saia bosan dgn tugas ramah tamah yg saia emban. Saia bosan wajib terseyum dikala bathin ini mulai bergelut.
Saia mulai letih dengan ke PERFECTIONIST an.
Saia ingin menjadi SAIA yg biasanya. Ingin menjadi SAIA yg saia inginkan.



No comments:

Post a Comment

thank you so much for your sweet comment. And don't forget to follow! ^^